Pesawat CN235-220M merupakan pesawat jenis pesawat patroli keamanan yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Pesawat ini memiliki berbagai fungsi dalam misi patroli seperti pada pengawasan maritim, misi pencarian dan penyelamatan (SAR), penjagaan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), patroli pencegahan pencemaran laut, patroli deteksi kemunculan kapal selam di permukaan (biasanya saat terjadi perang), dan masih banyak lagi.
Pesawat karya anak bangsa ini memiliki dimensi panjang bodi 21,40 meter serta tinggi 8,18 meter. Bentang sayapnya melintang sepanjang 25,81 meter dan digerakkan menggunakan tenaga dari 2 mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp). Kecepataan maksimum yang dapat ditempuh oleh pesawat ini mencapai 509 km/jam dengan jarak jangkau sejauh 796 km.
Pesawat ini memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan pesawat lain yang sejenis, diantaranya adalah keberadaan Pintu belakang (Ramp Door) yang lebih lebar hingga memungkinkan untuk mengangkut pasukan dan kargo, serta berbagai macam kendaraan ringan seperti truk. Bahkan, pintu ini bisa dimanfaatkan untuk sarana terjun payung (droping). Kelebihan lain adalah pada fungsinya yang dapat mendeteksi kapal penyelundupan dan keberadaan kapal selam jika diberikan fasilitas penunjang seperti Kamera, Radar, dan penangkap / pemancar sinyal Infrared. Selain itu, pesawat serbaguna produksi PT DI ini juga dapat dijadikan sebagai pesawat perang jikalau dilengkapi oleh perangkat senjata semacam torpedo multi weapon pod dan juga ESM (sensor penerima frekuensi intelijen).
Pada awalnya, pengadaan pesawat terbang ini merupakan bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan Minimal Essensial Force Alutsista TNI AL yang terjadwal hingga tahun 2024. Pusat Penerbangan TNI AL rencananya akan menerima 12 unit pesawat sejenis CN235-220M dari PT DI. Selain itu, pihak Pusat Penerbangan TNI AL juga akan menambahkan armada udaranya sebayak 50 unit yang terdiri dari jenis pesawat latihan, helikopter AKPA, dan helikopter AKS. Meski begitu, PT DI tidak hanya berencana untuk membuat pesawat ini untuk kebutuhan TNI AL semata, PT DI juga menjual pesawat ini secara komersil. Pesawat yang kabarnya dibanderol seharga USD 22 juta per unitnya ini telah laku terjual 2 unit yang dibeli oleh Perusahaan Finance AD Trade Ltd dari Belgia. Hal ini mebuktikan bahwa hasil karya PT DI ini kualitasnya sudah diakui secara Internasional.