JAKARTA – PT Angkasa Pura II menargetkan dapat melayani setidaknya 73 juta penumpang sepanjang tahun 2023 ini. Untuk merealisasikan target tersebut, sejumlah analis mengatakan bahwa salah satu kuncinya adalah percepatan renovasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, selain pemulihan industri penerbangan yang optimal.
“target tersebut masih bisa terealisasi jika didukung dengan pemulihan industri yang optimal dan percepatan renovasi Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Gerry Soejatman dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri), dikutip dari Bisnis. “Untuk semakin meningkatkan kinerja, PT Angkasa Pura II sebaiknya segera merampungkan renovasi Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta. “
Menurut dia, proses perbaikan tersebut seharusnya sudah selesai dan dapat meningkatkan kapasitas Terminal 1 dan Terminal 2 menjadi 61 juta penumpang per tahun, sehingga, kapasitas total Bandara Soekarno-Hatta dapat mencapai 104 juta penumpang per tahunnya. “Perencanaan ekspansi kapasitas Bandara Soekarno-Hatta harus difinalisasi dan dijadwalkan tahapannya agar tidak ketinggalan,” katanya.
Faktor lain yang dapat mendukung proyeksi perseroan tersebut adalah bahan bakar. Pertumbuhan jumlah penumpang dapat terjadi jika harga avtur tidak naik seperti periode kuartal II dan III 2022 dan bisa bertahan di harga sekarang. Harga bahan bakar menjadi salah satu komponen biaya operasional terbesar maskapai. Apabila bahan bakar mahal, bisa meningkatkan tarif tiket pesawat, sehingga berdampak ke daya beli masyarakat.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura II memang memproyeksikan dapat melayani sebanyak 73 juta penumpang sepanjang tahun 2023. Jumlah tersebut naik 16 persen dibandingkan realisasi tahun 2022 yang ‘hanya’ sebesar 62 juta penumpang. Untuk memenuhi target tersebut, perseroan akan menambah slot penerbangan yang beroperasi tahun ini, baik dengan membuka rute-rute baru maupun rute lama yang sempat non-aktif selama pandemi.
Di samping itu, upaya untuk mencapai target pada tahun 2023 akan didorong dengan penambahan frekuensi penerbangan maskapai di bandara-bandara kelolaan PT Angkasa Pura II. Misalnya saja penerbangan di Bandara Banyuwangi, Jawa Timur yang sebelum pandemi secara reguler melayani frekuensi penerbangan sampai tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan saat ini.