
Jakarta – Pemerintah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) ternyata dianggap kurang pro aktif dalam menangani pembebasan lahan tol Kunciran-Bandara Soetta. Pasalnya perkembangan proyek yang sudah mulai dikerjakan dari tahun 2012 tersebut masih mencapai 26,1 persen.
Menurut ahli bidang infrastruktur, Danang Parikesit, pihak yang paling bertanggungjawab dengan pembebasan lahan jalan tol adalah Pemda dan BPN. “Cepat atau lambatnya pembebasan lahan erat kaitannya dengan kemampuan Pemda dan BPN dalam menyelesaikan prosesnya,” kata Danang di Jakarta, Kamis (9/3).
Lebih lanjut Danang menuturkan bahwa ada 2 risiko yang harus diperhatikan oleh investor, yaitu akuisisi lahan dan pelaksanaan konstruksi. “Keduanya masih menjadi kendala yang menghantui pengembang jalan tol meskipun pemerintah telah memberikan payung hukum untuk meminimalkan dua risiko tersebut,” imbuhnya.
“Patut juga diingat untuk pembebasan lahan sesuai peraturan melibatkan appraisal independen untuk menetapkan harga tanah yang mengacu kepada peraturan yang berlaku sehingga pemilik tanah akan tetap diuntungkan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan jika pengerjaan baru bisa dimulai jika lahan yang terdapat di seksi IV sudah tesedia lebih dari 50 persen. Jalan tol Kunciran – Bandara Soekarno-Hatta terbagi ke dalam seksi I Kunciran, Pakojan, Cipete. Seksi II Cipete, Poris Plawad Indah, Buaran Indah, Tanah Tinggi. Seksi III Tanah Tinggi, Batusari, Batujaya, Belindung, Pajang, Jurumudi. Sedangkan Seksi IV Jurumudi dan Benda.
Jalan tol yang akan melewati 12 kelurahan di 5 kecamatan di Kota Tangerang tersebut butuh sekitar 2.497 bidang tanah dengan luas total lahan mencapai 1.226,965 meter persegi. “Kami berharap Pemkot Tangerang dan BPN dapat mendukung percepatan pembebasan pada segmen-segmen yang menjadi prioritas sehingga pembangunan konstruksi proyek ini dapat segera dimulai,” ujar Herry.
Sampai saat ini pengerjaan konstruksi tol Kunciran-Bandara Soetta dengan total panjang 14,18 km masih menanti diselesaikannya proses pembebasan lahan. Padahal proyek tersebut termasuk dalam proyek JORR 2 yang merupakan proyek strategis nasional prioritas Presiden Jokowi.
Jalan tol tersebut rencananya akan menjadi jalur alternatif untuk menuju ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sebagian akan dibangun melayang (elevated), dan yang ada di bawah untuk mengurai kemacetan di Tangerang, terutama jalur ke Bandara Soetta.