Angkasa Pura II Targetkan Layani 73 Penumpang pada 2023

Jakarta – PT Angkasa Pura (AP) II memproyeksikan dapat melayani sebanyak 73 juta sepanjang tahun 2023. Jumlah tersebut naik 16 persen dibanding realisasi tahun 2022 yang hanya sebesar 62 juta .

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin (Sumber : rmol.id)

“Untuk 2023, kami planning untuk forecast di sekitar 73 juta, itu proyeksi optimis,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, Rabu (11/1), seperti dilansir dari . Lebih lanjut Awaluddin menuturkan bahwa pihaknya akan menambah slot yang beroperasi tahun ini, baik dengan membuka -rute baru maupun lama yang sempat non-aktif selama pandemi.

Di samping itu, upaya untuk mencapai target pada tahun 2023 akan didorong dengan penambahan penerbangan di -bandara kelolaan . Misalnya saja penerbangan di Banyuwangi, Jawa Timur sebelum pandemi secara reguler melayani frekuensi penerbangan sampai 3 kali lipat lebih banyak dibanding saat ini.

“Banyuwangi dulu 2018 bisa sampai 10 take off-landing [setiap hari], untuk hal-hal tertentu bisa sampai 12. Sekarang baru empat,” papar Awaluddin. Di samping itu, sebelumnya telah melayani 6-7 kota tujuan termasuk Kalimantan dan Bali, tetapi sekarang baru Kota Jakarta dan Surabaya.

Di sisi lain, Awaluddin juga mengungkap rencana adanya penambahan maskapai yang akan masuk ke Bandara Banyuwangi. Rencananya, maskapai Super Air Jet akan membuka rute penerbangan dari dan ke Bandara Banyuwangi, menyusul maskapai Batik Air dan Citilink. “Frekuensi terbang itu sejalan dengan demand. Kalau demand cukup besar frekuensi terbangnya tambah,” terang Awaluddin.

Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan lewat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pada Desember 2022. Hal-hal yang perlu diperhatikan misalnya manajemen pengoperasian bandara dan penerbangannya yang perlu harus lebih tertata.

“Operator bandara harus terukur untuk melihat seberapa besar potensi penerbangan yang akan masuk ke Indonesia baik turis atau pelaku usaha, karena jangan sampai terlupakan contoh pengaturan slot tidak rapi dan terjadi penumpukan,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur dan Komersial AP II Mohammad Rizal Pahlevi menambahkan bahwa ke depannya AP II akan menyeimbangkan porsi bisnis aeronautika maupun nonaeronautika. Ia mengatakan, porsi pendapatan dari aeronautika masih lebih tinggi sebesar 55 persen, sedangkan porsi non-aeronautika 45 persen. Padahal, sebelum pandemi pendapatan dari bisnis non-aeronautika sempat mencapai 53 persen dan aeronautika 47 persen.