Jakarta – Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten akan kembali melayani penerbangan untuk calon jemaah umrah. Pelaksanaan ibadah umrah dilakukan menyusul dicabutnya suspend penerbangan langsung dari Indonesia ke Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi mencabut suspend mulai tanggal 1 Desember 2021 lalu.

Jemaah Haji dan Umrah – dream.co.id
PT Angkasa Pura (AP) II selaku pihak pengelola Bandara Soetta pun sedang mempersiapkan sejumlah skenario dan skema penanganan jemaah umrah di bandar udara tersibuk di Indonesia tersebut. “Kami dari Bandar Udara Soekarno-Hatta mendukung upaya pemerintah untuk penyelenggaraan umrah. Terkait umrah itu sendiri sampai saat ini kami menyiapkan beberapa skenario,” ujar Senior Manager Of Branch Communication & Legal Bandara Soekarno-Hatta, M Holik Muardi, Senin (6/12), seperti dilansir Tangerangonline.
Walau demikian, Holik mengaku masih belum bisa memaparkan secara rinci mengenai skema penanganan keberangkatan dan kepulangan jamaah umroh melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pasalnya, saat ini skema penanganan ibadah haji tersebut masih dalam tahap pembahasan dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama. “Masih dalam proses pembahasan dengan Kementerian Agama untuk menangani jamaah umrah ini,” terang Holik.
Tak hanya dengan Kementerian Agama (Kemenag), Holik mengatakan bahwa pihak PT Angkasa Pura II juga melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk menangani jemaah umrah di Bandara Soekarno-Hatta. Angkasa Pura II pun sedang mengkaji apakah nantinya fasilitas lounge umrah yang terdapat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta akan diaktifkan kembali atau tidak.
“Kami masih mengkaji dan berkoordinasi juga dengan pihak terkait untuk menangani jamaah umrah ini. Mungkin nanti setelah hasil kajian kami dan juga koordinasi dengan Kementerian Agama bagaimana penanganannya. Saat ini masih dalam pembahasan,” pungkas Holik.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri) Firman M. Nur menjelaskan bahwa protokol kesehatan akan selalu jadi prioritas utama dalam pelaksanaan ibadah umrah, baik dari sebelum, ketika, maupun setiba di Indonesia. Sebelum berangkat, jemaah akan menjalani karantina terpusat di Asrama Haji Pondok Gede kemudian mengikut screening dan tes PCR. “Nah, kemudian saat melakukan perjalanan bahkan dalam perjalanannya dalam satu pesawat diisi oleh jemaah umrah semuanya,” tutur Firman.
Setelah sampai di Arab Saudi, jemaah umrah akan dikarantina 3 hari untuk yang memiliki riwayat vaksin jenis Sinovac. Lalu, pada hari kedua jemaah umrah akan dites PCR, bila hasilnya negatif maka pada hari ketiga boleh menjalani ibadah umrah.
“Selama dalam kegiatan ibadah, jemaah termonitor dengan ketat melalui aplikasi Tawakalna. Kegiatan mereka harus bersama dalam rombongan dari Tanah Air, sampai mereka menyelesaikan ibadah di Mekah dan Madinah hingga perjalanan pulang,” jelasnya.
Nah, sebelum pulang ke Tanah Air, jemaah aan dites PCR lagi untuk memastikan kondisi mereka sehat dan negatif Covid-19. Saat tiba di Indonesia pun jemaah kembali menjalani tes PCR di Bandara Soekarno-Hatta. “Artinya bahwa kegiatan ibadah umrah adalah satu-satunya kegiatan yang termonitor dan terkontrol dengan baik dari pemerintah Indonesia maupun Saudi Arabia,” katanya.